Wajah cantik yang berpuluh tahun
lalu mempertaruhkan nyawanya hanya untuk melihat kehidupan baru, kelahiranku. Wajah
yang kini mulai menua dan garis-garis keriput tergambar jelas. Mampukah aku
membahagiakanmu ibu?
Sungguh cintamu sepanjang jalan
dan cintaku sepanjang galah. Berjuta kali aku mencoba membahagiakanmu, tak
pernah cukup membayar semua yang kau berikan padaku, bahkan jika aku memberikan
seluruh hidup.
Ku tatap wajahmu yang penuh
kerutan kini, melepas lelah oleh pekerjaan harian yang mungkin akupun tak
sanggup menjalaninya. Kehidupan sulit yang berjalan bertahun-tahun, hanya sepenggal
yang bisa aku mengerti. Hanya secuil aku terlibat. Dan kini aku mengerti,
ibu... bertapa kuatnya dirimu. Ibu... maafkanku atas segala keluhku selama ini.
Aku tahu, bahwa aku harapan masa tuamu. Hanya untuk sekedar mendoakan, merawat
yang tak seberapa aku bisa, atau bahkan memintakan kepada Tuhan Surga terindah
yang kelak kita tempati bersama.
Baktiku padamu tak kan sempurna. Bahkan
tak kan pernah sempurna. Namun, aku selalu berusaha menyempurnakan baktiku. Ibu,
kaulah alasan aku bertahan. Bertahan dari hidup yang menyakitkan. Disaat orang
lain mencemoohku, mengucilkanku dan menyakitiku. Aku tau bahwa aku punya ibu
yang kuat. Deritaku tak ada apa-apanya dibandingkan dengan ketegaranmu. Pantaskah
bagiku mengeluh dihadapanmu. Maafkanku atas segala khilaf.
Ibu... peranmu melebihi malaikat.
Kau tau, saat aku sakit dan tidak ada orang yang mempedulikanku. Kau terus
menjagaku siang malam tanpa henti. Bahkan ketika malaikat pencatat amal bergantian
shift dipagi dan sore, kau menjagaku tanpa mengenal waktu. Mendoakanku terus
menerus, menyayangiku tanpa henti, mengenalkanku pada Sang Pencipta. Ibu... aku
selalu takut jika harus hidup tanpamu. Allah... panjangkan usia ibuku, berkahi
usianya, bahagiakan ia selalu.
Ibu... aku mencintaimu penuh
batas, namun kau mencintaiku tanpa batas. Pantaskah aku durhaka? Bahkan ketika
kelak penjagaanmu padaku kau serahkan kepada seseorang yang kelak akan menjadi
imamku, aku tak pantas membagi cintaku padamu untuknya. Dan aku memilih memberi
ruang lain dihatiku, bukan dengan mengorbankan cintaku padamu.
Ibu... ada kalanya kau marah
padaku. Tetapi sungguh aku tak pantas membalas marahmu. Aku tahu, marahmu
karena begitu banyak beban hidup yang kau tanggung sendiri. Aku yang salah
karena tak mengerti akan maksudmu. Namun apa dayaku, terkadang akupun marah
padamu walau pada akhirnya aku menyesali kemarahanku. Ampuni aku atas segala
khilaf.
Ibu... baktiku padamu hanya
terbatas. Namun pengorbananmu untukku tiada terkira. Hanya doa yang mampu aku
panjatkan. Allah... Terimakasih karena Kau telah mengirim wanita cantik nan
baik untukku. Mengenalkanku pada-Mu, menjagaku melebihi penjagaan malaikat. Aku
mohon pada-Mu Ya... Rabb... berikan surga-Mu untuk wanita cantik yang telah
melahirkanku, mengorbankan seluruh hidupnya untuk anak-anaknya. Bahkan untuk
mata yang selalu terjaga saat aku sedang sakit. Berikan kepadanya kebahagiaan
didunia dan di akhirat. Kabulkanlah segala keinginannya. Jadikan ia salah satu
hamba-Mu yang bertakwa. Pertemukan ia dengan belahan hatinya di Surga-Mu yang
indah dan layani mereka dengan bidadari-bidadari surga-Mu. Kekalkan cinta
mereka, karena cinta merekalah yang mendekatkanku pada-Mu. Berikan segala
kebaikan untuk mereka.
Bahkan berjuta kata, tak mampu
menggambarkan pengorbananmu. Ibu... kaulah hal terindah dalam hidupku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar