Dalam Hadits Qudsi, Allah berfirman:
”Aku (Alloh) mencintai tiga golongan
tapi lebih mencintai tiga golongan. dan Aku benci tiga golongan tapi lebih
benci lagi tiga golongan:
1. AKU (Alloh) mencintai orang-orang Tua
yang taat, dan AKU lebih cinta lagi kepada pemuda yang taat.
2. AKU mencintai pada orang-orang
(miskin) yang tawadhu’ (rendah hati), dan AKU lebih mencintai orang kaya yang
rendah hati.
3. AKU mencintai orang-orang (kaya) yang
memuliakan (mengutamakan) hak orang lain, dan AKU lebih mencintai pada orang
miskin yang mengutamakan hak orang lain.
1. Dan AKU membenci pada orang-orang
(miskin) yang bakhil (kikir), dan AKU lebih benci lagi terhadap orang kaya yang
bakhil.
2. AKU benci pada orang-orang (kaya)
yang sombong, dan AKU lebih benci lagi pada orang miskin yang sombong.
3. Aku membenci orang-orang muda yang
berzina, dan AKU lebih benci lagi terhadap orang-orang tua yang melakukan
zina”.
Pernahkah kita berpikir siapakah si “Kaya”
dan siapakah si “miskin” dalam hadits ini? Dalam suatu kasus, Halim adalah
orang terkaya di kampungnya. Ia memiliki tanah 2hektar dengan bangunan
diatasnya berupa rumah kayu. Harga tanah di daerahnya adalah 20.000/. Sedangkan
Ahmad adalah orang miskin. Rumahnya berada dipusat kota dengan type 21/60
(rumah type 21 dengan luas tanah 60 . Karena berada
dipusat kota, tanahnya memiliki harga 10.000.000/ . Lalu siapakah
yang si “kaya” dan si “miskin” diantara mereka?
Jika dihitung,
kekayaan yang dimiliki Halim adalah
2 ha = 20.000
Harga tanah = 20.000
x 20.000 = 400.000.000 rupiah
Sedangkah kekayaan
yang dimiliki Ahmad adalah
60 x
10.000.000 = 600.000.000 rupiah
Lalu siapakah si
miskin dan si kaya?
Sombong adalah sifat
merendahkan orang lain dan meninggikan diri sendiri. Sombong bukanlah sifat
mulia, bahkan Allah membencinya. Walaupun kaya, kita tidak diperbolehkan
sombong. Apalagi menjadi orang yang lebih dibenci Allah karena menjadi orang “miskin
yang sombong”. Naudzubillahimindzalik.
Bahkan dengan
gambaran seperti ini kita bisa belajar bahwa diatas langit masih ada langit. Orang
yang kita kira miskin bisa saja ia lebih kaya dari pada kita.
Apabila kita menjadi
orang yang kaya, semoga kita menjadi orang kaya yang tawaduk. Karena Allah
mencintai orang miskin yang tawaduk, lebih mencintai orang kaya yang
tawaduk. Aaamiiiiiin ya Rabb
Tulisan ini bukanlah
takwil. Penulis hanya orang belum memiliki ilmu yang banyak. Karya ini hanya
mengajak pembaca untuk berpikir, agar kita sama-sama berhati-hati agar tidak
menjadi orang yang dibenci Allah. Apalagi menjadi orang yang lebih dibenci
Allah. Allahu ‘alam bisshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar