Apa yang terjadi hingga ia
terlihat begitu terganggu psikologisnya? Itu pertayaan pertama yang ada dalam
pikiran saya untuk anak ini. Diam dipojok kelas dan tak bisa dibujuk, tidak
juga untuk makan. Saya mencoba mengumpulkan informasi tentang anak ini. Yah ternyata
dia anak broken home. Bapak kandungnya pergi saat ia masih kecil, ibunya
menikah lagi dengan lelaki lain. Ia tinggal bersama ayah tirinya. Dikucilkan
oleh lingkungannya di rumah maupun disekolah. Gurunya juga ikut mengucilkannya
karena ia tak bisa membayar SPP, beberapa guru hanya berbisik “Kasian anak
ini”. Ah... lagi-lagi komentar naif.
Untuk apa kata “kasian”? itu tak menolongnya
dari masalah ini. Lagi-lagi Allah menjodohkan saya dengan anak ini. Ia menjadi
salah satu murid saya dikelas qur’an. Saya anggap ini benar-benar jodoh dari
Allah. karena pada akhirnya saya membulatkan tekad untuk bisa membayar seluruh
kekurangan administrasinya, entah dari kantong saya ataupun donatur dari orang
lain. “Mulai dari diri sendiri” itu kata AA Gym. Saat gaji naik, saya bisa
menyisihkan uang untuk anak ini. Tidak banyak, setidaknya sedikit membantu. Dan
benar, ia menjadi sedikit ceria. Saat gaji lagi-lagi naik, saya bisa
menyisihkan untuk membayar full IPP bulanannya, tetapi bagaimana dengan
kekurangan yang sudah membengkak hingga 4 juta? Teman-teman yang bekerja di
lembaga sosial saya hubungi tetapi tak ada hasil. Saya mulai bercerita masalah
ini kepada perseorangan. Sampai ada satu orang yang juga peduli. Ia memberikan
zakatnya untuk melunasi anak ini. Akhirnya setelah 1,5 tahun ada juga yang
peduli.
Tadkir Allah itu indah. Disaat
ada orang yang ingin melunasi, Bapak kandungnya pulang. Peran saya berakhir.
Saya keluar dari pekerjaan. Sebelumnya saya sangat ingin keluar dari tempat
kerja itu tetapi mengingat masih menanggung anak ini, saya korbankan harga diri
agar bisa membiayainya. Akhir pekerjaan, juga akhir sebagai orang tua asuh.
Anak itu sudah menemukan titik terangnya. Satu per satu kebaikan Allah terbuka.
Dan semoga kebaikan untuk saya pun dipermudah.
Kau tau, didalam cerita dan
negeri dongeng banyak menggambarkan malaikat penolong atau peri penolong. Semua
itu tak akan pernah ada jika kita tak pernah bergerak untuk menolong orang
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar