Kembali ke dunia sunyi adalah
pilihan. Sunyi merupakan kondisi dimana tak ada siapapun. Hanya ada aku dan
diriku juga Tuhanku. Saat yang nyaman untuk berpikir sejenak tentang hidup,
dosa dan kesalahan. Kemudian memberi resolusi baru dalam hidup. Ia membawaku
kembali pada nuraniku. Bahasa dalam dunia ini adalah Bahasa Diam. Diam dari
keramaian, kebencian, nafsu dan dunia. Sunyi membuatku terjaga dari dosa dan
kesalahan. Namun, ia juga membuatku tak melakukan kebaikan.
Sunyi, sebuah dunia yang ku pilih
dalam pelarian. Seperti halnya asam lambung yang hanya mampu mencerna maksimal 102
virus. Bergitu juga hati. Kurasa hati hanya mampu mencerna sekian rasa sakit
untuk tetap biasa. Dan selebihnya, ia akan terluka.
Sunyi, bisa dikatakan ia adalah
pelarian. Berlari dari masalah. Namun dalam sunyi, Allah akan menyembuhkan rasa
sakit, membisikan kebaikan dan menguatkan yang rapuh. Benar, sunyi adalah
tempat orang-orang rapuh beristirahat. Istirahat dari tipu daya dunia.
Bukankah setiap orang membutuhkan
sunyi? Memberi waktu pada dirinya untuk bertemu Tuhannya, untuk mengerti
dirinya dan untuk menyembuhkan lukanya. Dunia ini terlalu menyakitkan jika
dihadapi tanpa sunyi. Karena setiap kita pasti akan terluka. Dan setiap orang
berbeda dalam membutuhkan sunyi dalam hidupnya.
Tidakkah kau berpikir, setiap
manusia pasti memiliki masalah. Masalah yang berbeda bobotnya dan diberikan
kepada orang-orang terpilih. Semakin berat masalah semakin ia menjadi orang
pilihan. Tak terkecuali orang yang terlihat ceria dan tidak memiliki masalah. Termasuk
juga orang yang terlihat kuat. Karena sikap adalah pilihan. Resolusi dan hasil
dari dunia sunyi. Marah atau tersenyum, ia hanya pilihan. Pilihan yang dibentuk
dari dunia sunyi. Sekeras dunia menerpa, orang-orang yang kuatlah yang akan
bertahan. Kita tak tau seberapa berat beban orang lain, yang kita tau hanyalah
seberapa berat beban kita. Maka menjadi masalah bagi hidup orang lain ataukah
menjadi luka bagi kehidupan orang lain itupun pilihan.
Taukah kalian, aku banyak
menyaksikan orang-orang yang tampak ceria tak punya beban hidup ataukah
orang-orang yang terlihat kuat dan tak memiliki masalah berarti kebanyak mereka
adalah orang-orang yang memiliki beban hidup yang sangat sulit. Kamarin saya
bertemu dengan salah seorang teman yang terlihat sangat ceria bahkan terkesan
heboh. Seolah diraut wajahnya tak ada masalah. Tahukah kawan? Sejak ia lulus
SMA ia berturut-turut kehilangan kedua orang tuanya dalam tahun yang sama. Ia masih
memiliki adik, walaupun juga memiliki kakak. Bayangkanlah kesulitan yang ia
alami selama hidup. Jika kita yang mengalaminya, akankah kita bertahan? Ataukah
kita akan putus asa?
Disisi lain, saya melihat seorang
wanita yang memilih hidup menjanda selama lebih dari 20 tahun. Ia terlihat
sangat kuat. Bukankah kehidupan seorang janda di Indonesia sangat riskan dengan
fitnah? Tak hanya itu, sebagian janda memilih menjual harta peninggalan suami
saat ia terdesak oleh keadaan menyekolahkan anak, menikahkan anak dan lain
sebagainya. Namun wanita ini, mampu berdiri diatas dua kakinya tanpa menjual
peninggalan apapun ditengah fitnah yang menyebar. Dan saya tau tak banyak orang
mau membantu. Siapakah dia? Dia adalah ibu saya. Saya sangat tahu, beliau
memiliki dunia sunyinya bersama Allah yang begitu kuat. Ia tak pernah
menampakan kerapuhannya sedikitpun. Bahkan ketika anak-anaknya tak ada
untuknya. Ia tampak begitu kuat.
Mereka adalah orang-orang kuat
yang mampu memaksimalkan dunia sunyi untuk memperlihatkan kelemahannya hanya
kepada Allah. Bukan kepada manusia. Bagiku, sunyi adalah pilihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar