Mengisi classmeeting, di sekolah kami mengadakan lomba menghias kelas dan saya bertugas menjadi pendamping sekaligus membuat konsep untuk kelas 4. Beberapa kali saya browsing di internet tentang menghias kelas yang muncul hanya pernak-pernik menghias kelas biasa. Saya berpikir, bagaimana membuat hiasan tidak sekedar hiasan? Maksudnya membuat hiasan kelas yang bermanfaat untuk penghuni kelasnya. Ingat zaman kuliah belajar tentang media pembelajaran dan pengembangan profesi, akhirnya saya membuat konsep media pembelajaran menjadi hiasan kelas. Kok bisa??? Ya bisa... simak yuk...
Minggu, 28 Desember 2014
Kelas Indah dengan Media Pembelajaran
Mengisi classmeeting, di sekolah kami mengadakan lomba menghias kelas dan saya bertugas menjadi pendamping sekaligus membuat konsep untuk kelas 4. Beberapa kali saya browsing di internet tentang menghias kelas yang muncul hanya pernak-pernik menghias kelas biasa. Saya berpikir, bagaimana membuat hiasan tidak sekedar hiasan? Maksudnya membuat hiasan kelas yang bermanfaat untuk penghuni kelasnya. Ingat zaman kuliah belajar tentang media pembelajaran dan pengembangan profesi, akhirnya saya membuat konsep media pembelajaran menjadi hiasan kelas. Kok bisa??? Ya bisa... simak yuk...
Kembali ke Dunia Sunyi
Kembali ke dunia sunyi adalah
pilihan. Sunyi merupakan kondisi dimana tak ada siapapun. Hanya ada aku dan
diriku juga Tuhanku. Saat yang nyaman untuk berpikir sejenak tentang hidup,
dosa dan kesalahan. Kemudian memberi resolusi baru dalam hidup. Ia membawaku
kembali pada nuraniku. Bahasa dalam dunia ini adalah Bahasa Diam. Diam dari
keramaian, kebencian, nafsu dan dunia. Sunyi membuatku terjaga dari dosa dan
kesalahan. Namun, ia juga membuatku tak melakukan kebaikan.
Sunyi, sebuah dunia yang ku pilih
dalam pelarian. Seperti halnya asam lambung yang hanya mampu mencerna maksimal 102
virus. Bergitu juga hati. Kurasa hati hanya mampu mencerna sekian rasa sakit
untuk tetap biasa. Dan selebihnya, ia akan terluka.
Selasa, 09 Desember 2014
Istikharoh Ananda Part 3
Pagi dengan suasana agak mendung membuat orang malas melakukan
pekerjaan. Tapi ini tak berlaku padaku. Pekerjaan pagi yang tidak bisa
ditunda dan sudah menjadi kebiasaan. Mencuci piring, menyapu,
beres-beres rumah dan diakhiri dengan bersiap mengajar. Seperti biasa,
pagi ini aku dan ibu sarapan bersama sambil mengobrol tentang apa saja.
Hari ini ku amati dengan teliti wajah seorang wanita berusia 65 tahun
yang dipenuhi garis keriput. Wajah seorang wanita yang melahirkanku,
kini sudah mulai menua. Namun wajahnya tetap teduh.
“Nan, kamu sudah punya calon belum?” tanya ibu. Pertanyaan yang menohok hatiku begitu dalam. Aku terdiam sejenak.
“Belum bu.” Jawabku.
“Ibu harap kamu segera menikah dan punya anak. Mumpung ibu masih hidup dan kuat.” Kata ibuku yang sekali lagi menohok tepat berada di titik nadi kehidupan. Dan aku kembali terdiam sejenak.
Akhirnya akupun merasakan menjadi seorang wanita berusia 25 tahun dengan status lajang. Aku memaklumi keinginan ibuku. Dari ke tiga saudaraku, tinggal aku yang berlum menikah dengan kondisi ibu yang mulai menua. Keinginan setiap orang tua terhadap anaknya terutama kepada putrinya adalah melihatnya menyempurnakan setengah Dinnnya, hidup normal dan bahagia bersama keluarga kecil. Dan pertanyaan ini yang paling membuatku bergejolak. Karena hal ini dipertanyakan langsung oleh ibuku dan menohok langsung tepat dititik terdalam. Sedangkan akupun tak tau jawabannya.
“Nan, kamu sudah punya calon belum?” tanya ibu. Pertanyaan yang menohok hatiku begitu dalam. Aku terdiam sejenak.
“Belum bu.” Jawabku.
“Ibu harap kamu segera menikah dan punya anak. Mumpung ibu masih hidup dan kuat.” Kata ibuku yang sekali lagi menohok tepat berada di titik nadi kehidupan. Dan aku kembali terdiam sejenak.
Akhirnya akupun merasakan menjadi seorang wanita berusia 25 tahun dengan status lajang. Aku memaklumi keinginan ibuku. Dari ke tiga saudaraku, tinggal aku yang berlum menikah dengan kondisi ibu yang mulai menua. Keinginan setiap orang tua terhadap anaknya terutama kepada putrinya adalah melihatnya menyempurnakan setengah Dinnnya, hidup normal dan bahagia bersama keluarga kecil. Dan pertanyaan ini yang paling membuatku bergejolak. Karena hal ini dipertanyakan langsung oleh ibuku dan menohok langsung tepat dititik terdalam. Sedangkan akupun tak tau jawabannya.
Jumat, 05 Desember 2014
Untuk Pemilik Tulang Rusuk Ini
Aku doakan
imanmu selalu terjaga. Aku selalu berdoa semoga Allah melimpahkan rizki-Nya yang
halal untukmu, terjaga selalu imanmu, ragamu dan pikirmu. Karena aku tau, bahwa
doaku akan menjadi penyemangat bagimu. Sebagaimana hawa diciptakan Allah dari
tulang rusuk adam. Aku dan kamu adalah satu tubuh yang terpisah untuk saling
melengkapi. Dan untuk itu aku selalu berdoa untukmu.
Tahukah kau???
Betapa sulitnya menjada hati
ditengah semrawutnya dunia ini. Tapi aku terus mencoba mengkondisikan hati. Aku
tau kau disanapun merasakan hal yang sama. Namun aku berdoa agar keimananmu
mampu menjaga hatimu.
Kamis, 04 Desember 2014
ISTIKHARAH ANANDA part 2
Hari demi hari
berlalu setelah ku putuskan untuk belum menerima kehadiran Daffa. Ternyata
bukan hal mudah, tetapi hati ini jauh lebih tenang. Aku dan Daffa membuat
kesepakatan bahwa kami tidak akan berkomunikasi dengan intens lagi. Tidak akan
komen atau like status facebook satu sama lain. Aku hanya ingin menjaga hatinya
dan hatiku untuk selalu berada di jalanNya. Bahwa hidup tak melulu untuk cinta
yang ‘itu’. Walau aku telah memilih untuk hidup berada dalam satu cinta, cinta
kepada Rabbul Izzati. Dilantai dua gedung baru sekolah yang sebenarnya belum
jadi sempurna, aku bersama dengan ‘si putih’ menulis catatan perjalanan hidup.
Terlihat jelas hamparan sawah dan dua gunung merapi dan merbabu pagi ini begitu
indah. Hari ini cukup lenggang karena hanya mengajar 2 jam pelajaran.
Dibelakang, anak-anak bersama dengan ustadzahnya bermain sambil belajar.
Terlihat tawa mereka yang begitu riang. Betapa bahagianya mereka. Aku sendiri
larut dalam ingatan 3 tahun yang lalu. Saat itu mungkin adalah kali pertama dan
terakhir aku menitikan air mata di Organisasi Dakwah Intern Kampus(ODIK).
“jadi
kepengurusan ODIK benar-benar sudah terbentuk?” tanyaku kepada Mbak Azira. Air
mata mengalir begitu saja. Tak tahu apa yang aku rasa. Di satu lubuk hati ini
seperti diambil paksa dan disayat. Perih.
Istikharoh Ananda part 1
Cerahnya pagi
ini, puasa sudah melewati 10 malam pertama. Selama Ramadhan ini, si Ayam rajin
sekali berkokok, biasanya jam 6 sudah mulai berhenti berkokok. Ini sudah jam
7.30 kokokan ayam masih saja sahut menyahut. Kata orang dulu, itu tandanya si
ayam mengajak ayam yang lain berkelahi. Benarkah? Allahu ‘Alam. Yang aku tahu,
kalau ada ayam berkokok itu tandanya ia melihat malaikat. Karena itu juga aku
sangat suka jika si ayam berkokok. Ramadhan itu selalu menyenangkan. Damai. Tak
ada setan. Di bulan ini jadi bisa mengukur kualitas diri dan berazam
memperbaikinya. Jika tanpa setan saja kita masih berbuat dosa, bagaimana jika
setan itu ada. Mungkin jadi dosa banget.
Aku yang duduk
terdiam menghadap laptop mulai juga sibuk dengan tuts tuts hp. Mulai mencari
bahan untuk merevisi proker. Tugas sekolah. Untungnya dulu sudah terbiasa saat
di MAN maupun dikampus. Aku menikmati pekerjaanku. Sebagai guru bertemu dengan
anak-anak yang tak berdosa. Beberapa tugas kantor yang juga pernah aku lakoni
sebelumnya. Sekarang tinggal menikmati, tidak begitu dibuat sepaneng. Walaupun
kadang-kadang sepaneng juga. Saat asik mengetik program kerja tiba-tiba suara
instrumen yang ku jadikan ringtone hp berbunyi. Sms masuk. Sms yang membuatku
gusar.
Nan, bisa bertemu?
Langganan:
Postingan (Atom)