Senin, 31 Agustus 2015

Sembuh Dengan Usapan Tangan

Kisah nyata ini kami alami beberapa tahun lalu. Aneh tapi nyata.
Entah apa yang menjadi penyebab keluarga ini begitu membenci kami, mungkin karena lamaran salah seorang tetangga yang saya tolak karena memang saya tak menemukan jawaban di dalam istikharoh. Jawaban istikharoh justru memberatkan langkah saya untuk terus maju dan melangkah. Kalau sudah begini, tak ada yang bisa dipaksakan. Mereka membenci kami karena lamaran itu datang dari anak seorang pemuka organisasi yang sama dengan dia.
Mulailah keluarga ini membenci, kami (saya dan ibu) diberitakan menjadi orang yang sombong, tak pernah bersosialisasi dan lain sebagainya. Saya sendiri mengakui memang kurang bersosialisasi dengan tetangga, karena saya ingin menghindari ghibah. cukup sepekan sekali saya berkumpul dalam taklim yang diselenggarakan di dekat rumah. Itupun pesertanya hanya sedikit. Sedangkan ibu tidak pernah absen dari arisan. Ikut pengajian sebulan sekali tetapi agak jauh dari rumah. Rajin pula iut pengajian haji walau memang lebih banyak diam.
Dari isu-isu yang beredar, tentu saja menyakitkan. Ibu masih saja tenang, seolah masa bodoh dengan berita-berita tersebut. Tetapi, saya tidak. Jelas saja saya sakit hati walau tak bisa membalas dan tak ingin membalas. Dalam doa saya, Allah Maha Adil. Allah-lah yang akan memberikan kami keadilan itu dengan tangan-Nya yang sempurna.