Minggu, 28 Desember 2014

Kelas Indah dengan Media Pembelajaran


Mengisi classmeeting, di sekolah kami mengadakan lomba menghias kelas dan saya bertugas menjadi pendamping sekaligus membuat konsep untuk kelas 4. Beberapa kali saya browsing di internet tentang menghias kelas yang muncul hanya pernak-pernik menghias kelas biasa. Saya berpikir, bagaimana membuat hiasan tidak sekedar hiasan? Maksudnya membuat hiasan kelas yang bermanfaat untuk penghuni kelasnya. Ingat zaman kuliah belajar tentang media pembelajaran dan pengembangan profesi, akhirnya saya membuat konsep media pembelajaran menjadi hiasan kelas. Kok bisa??? Ya bisa... simak yuk...

Kembali ke Dunia Sunyi



Kembali ke dunia sunyi adalah pilihan. Sunyi merupakan kondisi dimana tak ada siapapun. Hanya ada aku dan diriku juga Tuhanku. Saat yang nyaman untuk berpikir sejenak tentang hidup, dosa dan kesalahan. Kemudian memberi resolusi baru dalam hidup. Ia membawaku kembali pada nuraniku. Bahasa dalam dunia ini adalah Bahasa Diam. Diam dari keramaian, kebencian, nafsu dan dunia. Sunyi membuatku terjaga dari dosa dan kesalahan. Namun, ia juga membuatku tak melakukan kebaikan.

Sunyi, sebuah dunia yang ku pilih dalam pelarian. Seperti halnya asam lambung yang hanya mampu mencerna maksimal 102 virus. Bergitu juga hati. Kurasa hati hanya mampu mencerna sekian rasa sakit untuk tetap biasa. Dan selebihnya, ia akan terluka.

Selasa, 09 Desember 2014

Istikharoh Ananda Part 3

Pagi dengan suasana agak mendung membuat orang malas melakukan pekerjaan. Tapi ini tak berlaku padaku. Pekerjaan pagi yang tidak bisa ditunda dan sudah menjadi kebiasaan. Mencuci piring, menyapu, beres-beres rumah dan diakhiri dengan bersiap mengajar. Seperti biasa, pagi ini aku dan ibu sarapan bersama sambil mengobrol tentang apa saja. Hari ini ku amati dengan teliti wajah seorang wanita berusia 65 tahun yang dipenuhi garis keriput. Wajah seorang wanita yang melahirkanku, kini sudah mulai menua. Namun wajahnya tetap teduh.

“Nan, kamu sudah punya calon belum?” tanya ibu. Pertanyaan yang menohok hatiku begitu dalam. Aku terdiam sejenak.
“Belum bu.” Jawabku.
“Ibu harap kamu segera menikah dan punya anak. Mumpung ibu masih hidup dan kuat.” Kata ibuku yang sekali lagi menohok tepat berada di titik nadi kehidupan. Dan aku kembali terdiam sejenak.

Akhirnya akupun merasakan menjadi seorang wanita berusia 25 tahun dengan status lajang. Aku memaklumi keinginan ibuku. Dari ke tiga saudaraku, tinggal aku yang berlum menikah dengan kondisi ibu yang mulai menua. Keinginan setiap orang tua terhadap anaknya terutama kepada putrinya adalah melihatnya menyempurnakan setengah Dinnnya, hidup normal dan bahagia bersama keluarga kecil. Dan pertanyaan ini yang paling membuatku bergejolak. Karena hal ini dipertanyakan langsung oleh ibuku dan menohok langsung tepat dititik terdalam. Sedangkan akupun tak tau jawabannya.

Jumat, 05 Desember 2014

Untuk Pemilik Tulang Rusuk Ini

Apa kabar imanmu hari ini? 

Aku doakan imanmu selalu terjaga. Aku selalu berdoa semoga Allah melimpahkan rizki-Nya yang halal untukmu, terjaga selalu imanmu, ragamu dan pikirmu. Karena aku tau, bahwa doaku akan menjadi penyemangat bagimu. Sebagaimana hawa diciptakan Allah dari tulang rusuk adam. Aku dan kamu adalah satu tubuh yang terpisah untuk saling melengkapi. Dan untuk itu aku selalu berdoa untukmu.

Tahukah kau???

Betapa sulitnya menjada hati ditengah semrawutnya dunia ini. Tapi aku terus mencoba mengkondisikan hati. Aku tau kau disanapun merasakan hal yang sama. Namun aku berdoa agar keimananmu mampu menjaga hatimu.

Kamis, 04 Desember 2014

ISTIKHARAH ANANDA part 2



Hari demi hari berlalu setelah ku putuskan untuk belum menerima kehadiran Daffa. Ternyata bukan hal mudah, tetapi hati ini jauh lebih tenang. Aku dan Daffa membuat kesepakatan bahwa kami tidak akan berkomunikasi dengan intens lagi. Tidak akan komen atau like status facebook satu sama lain. Aku hanya ingin menjaga hatinya dan hatiku untuk selalu berada di jalanNya. Bahwa hidup tak melulu untuk cinta yang ‘itu’. Walau aku telah memilih untuk hidup berada dalam satu cinta, cinta kepada Rabbul Izzati. Dilantai dua gedung baru sekolah yang sebenarnya belum jadi sempurna, aku bersama dengan ‘si putih’ menulis catatan perjalanan hidup. Terlihat jelas hamparan sawah dan dua gunung merapi dan merbabu pagi ini begitu indah. Hari ini cukup lenggang karena hanya mengajar 2 jam pelajaran. Dibelakang, anak-anak bersama dengan ustadzahnya bermain sambil belajar. Terlihat tawa mereka yang begitu riang. Betapa bahagianya mereka. Aku sendiri larut dalam ingatan 3 tahun yang lalu. Saat itu mungkin adalah kali pertama dan terakhir aku menitikan air mata di Organisasi Dakwah Intern Kampus(ODIK).
“jadi kepengurusan ODIK benar-benar sudah terbentuk?” tanyaku kepada Mbak Azira. Air mata mengalir begitu saja. Tak tahu apa yang aku rasa. Di satu lubuk hati ini seperti diambil paksa dan disayat. Perih.

Istikharoh Ananda part 1

Cerahnya pagi ini, puasa sudah melewati 10 malam pertama. Selama Ramadhan ini, si Ayam rajin sekali berkokok, biasanya jam 6 sudah mulai berhenti berkokok. Ini sudah jam 7.30 kokokan ayam masih saja sahut menyahut. Kata orang dulu, itu tandanya si ayam mengajak ayam yang lain berkelahi. Benarkah? Allahu ‘Alam. Yang aku tahu, kalau ada ayam berkokok itu tandanya ia melihat malaikat. Karena itu juga aku sangat suka jika si ayam berkokok. Ramadhan itu selalu menyenangkan. Damai. Tak ada setan. Di bulan ini jadi bisa mengukur kualitas diri dan berazam memperbaikinya. Jika tanpa setan saja kita masih berbuat dosa, bagaimana jika setan itu ada. Mungkin jadi dosa banget.
Aku yang duduk terdiam menghadap laptop mulai juga sibuk dengan tuts tuts hp. Mulai mencari bahan untuk merevisi proker. Tugas sekolah. Untungnya dulu sudah terbiasa saat di MAN maupun dikampus. Aku menikmati pekerjaanku. Sebagai guru bertemu dengan anak-anak yang tak berdosa. Beberapa tugas kantor yang juga pernah aku lakoni sebelumnya. Sekarang tinggal menikmati, tidak begitu dibuat sepaneng. Walaupun kadang-kadang sepaneng juga. Saat asik mengetik program kerja tiba-tiba suara instrumen yang ku jadikan ringtone hp berbunyi. Sms masuk. Sms yang membuatku gusar.
Nan, bisa bertemu?