Jumat, 04 Maret 2016

Si "Miskin" dan Si "Kaya" (Dalam Hadits Qudsi Allah mencintai 3 hal dan Membenci 3 hal)

Dalam Hadits Qudsi, Allah berfirman:
”Aku (Alloh) mencintai tiga golongan tapi lebih mencintai tiga golongan. dan Aku benci tiga golongan tapi lebih benci lagi tiga golongan: 
1.    AKU (Alloh) mencintai orang-orang Tua yang taat, dan AKU lebih cinta lagi kepada pemuda yang taat. 
2.    AKU mencintai pada orang-orang (miskin) yang tawadhu’ (rendah hati), dan AKU lebih mencintai orang kaya yang rendah hati
3.    AKU mencintai orang-orang (kaya) yang memuliakan (mengutamakan) hak orang lain, dan AKU lebih mencintai pada orang miskin yang mengutamakan hak orang lain. 
1.    Dan AKU membenci pada orang-orang (miskin) yang bakhil (kikir), dan AKU lebih benci lagi terhadap orang kaya yang bakhil. 
2.    AKU benci pada orang-orang (kaya) yang sombong, dan AKU lebih benci lagi pada orang miskin yang sombong. 
3.    Aku membenci orang-orang muda yang berzina, dan AKU lebih benci lagi terhadap orang-orang tua yang melakukan zina”.


Pernahkah kita berpikir siapakah si “Kaya” dan siapakah si “miskin” dalam hadits ini? Dalam suatu kasus, Halim adalah orang terkaya di kampungnya. Ia memiliki tanah 2hektar dengan bangunan diatasnya berupa rumah kayu. Harga tanah di daerahnya adalah 20.000/. Sedangkan Ahmad adalah orang miskin. Rumahnya berada dipusat kota dengan type 21/60 (rumah type 21 dengan luas tanah 60 . Karena berada dipusat kota, tanahnya memiliki harga 10.000.000/ . Lalu siapakah yang si “kaya” dan si “miskin” diantara mereka?
Jika dihitung, kekayaan yang dimiliki Halim adalah
2 ha = 20.000
Harga tanah = 20.000  x 20.000 = 400.000.000 rupiah
Sedangkah kekayaan yang dimiliki Ahmad adalah
60 x 10.000.000 = 600.000.000 rupiah
Lalu siapakah si miskin dan si kaya?
Sombong adalah sifat merendahkan orang lain dan meninggikan diri sendiri. Sombong bukanlah sifat mulia, bahkan Allah membencinya. Walaupun kaya, kita tidak diperbolehkan sombong. Apalagi menjadi orang yang lebih dibenci Allah karena menjadi orang “miskin yang sombong”. Naudzubillahimindzalik.
Bahkan dengan gambaran seperti ini kita bisa belajar bahwa diatas langit masih ada langit. Orang yang kita kira miskin bisa saja ia lebih kaya dari pada kita.
Apabila kita menjadi orang yang kaya, semoga kita menjadi orang kaya yang tawaduk. Karena Allah mencintai orang miskin yang tawaduk, lebih mencintai orang kaya yang tawaduk. Aaamiiiiiin ya Rabb
Tulisan ini bukanlah takwil. Penulis hanya orang belum memiliki ilmu yang banyak. Karya ini hanya mengajak pembaca untuk berpikir, agar kita sama-sama berhati-hati agar tidak menjadi orang yang dibenci Allah. Apalagi menjadi orang yang lebih dibenci Allah. Allahu ‘alam bisshowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar